.Ratusan Tanaman Obat Dikembangkan di Taman Eden 100
Taman Eden 100 di Desa Sionggang Kecamatan Lumbanjulu Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, akan mengembangkan ratusan jenis tanaman obat untuk bahan baku industri obat yang berguna bagi masyarakat.
“Saat ini, banyak beredar produk suplemen makanan yang bahannya berasal dari tanaman obat dengan harga cukup mahal, sehingga masyarakat menengah ke bawah sulit memperolehnya karena tidak dijual secara bebas,” ujar Dr Palmina Sihombing di Lumbanjulu, Jumat.
Selain itu, kata dia, obat-obatan tradisional yang banyak digunakan tersebut, menurut beberapa hasil penelitian tidak terlalu menyebabkan efek samping, sehingga budidayanya perlu dikembangkan.
Dokter yang bertugas di Puskesmas Sigumpar, Kabupaten Toba Samosir itu menyebutkan, sejak ratusan tahun lalu, nenek moyang kita terkenal pandai meracik jamu dan obat-obatan herbal.
“Beragam jenis tumbuhan, akar-akaran dan bahan herbal alamiah lainnya diracik sebagai ramuan jamu untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang pengelolaannya diwariskan nenek moyang kita secara turun temurun,” katanya.
Ramuan herbal itu, lanjutnya, digunakan juga untuk menjaga kondisi badan agar tetap sehat dan mencegah penyakit serta sebagian lainnya dimanfaatkan bagi mempercantik diri.
Untuk pengenalan tanaman dimaksud lebih jauh, kata Palmina, dirinya akan menggelar seminar sehari bertajuk upaya bersama dalam menjalankan pola gaya hidup sehat serta manfaat pengembangan tanaman obat bagi masyarakat pada Sabtu (25/8) di Aula sopo Lestari Taman Eden Lumbanjulu.
Dikatakannya, seminar tersebut bertujuan untuk memberikan informasi pengenalan berbagai tanaman obat berikut manfaatnya bagi kesehatan dalam mencegah dan mengobati penyakit.
“Melalui pengembangan tanaman obat, pengenalan pola dan gaya hidup sehat bagi keluarga sebagai upaya mencegah penyakit akan dapat lebih dipahami,” ujarnya.
Sementara itu, pengelola Taman Eden 100, Marandus Sirait menyebutkan, areal berjarak sekitar 40 kilometer dari Balige, ibu kota Kabupaten Toba Samosir itu akan difungsikan juga sebagai objek wisata edukatif, melalui pengembangan sejumlah tanaman khas yang dijadikan sebagai model taman sehat atau apotik hidup.
Menurut dia, banyak obat berbasis herbal yang diolah secara tradisional berdasarkan pengetahuan resep nenek moyang dan tidak hanya berpotensi mampu mengatasi penyakit ringan, tapi juga mampu mengobati berbagai jenis penyakit cukup berat.
“Pengembangan tanaman obat akan dilakukan di Taman Eden, karena lahan seluas satu hektare untuk penerapan penggunaan tanaman herbal tersebut telah dipersiapkan,” kata Marandus.