Berdialog Menggunakan Teks Anekdot

Hampir semua orang pernah melakukan dialog dalam kegiatan sehari-hari. Bahkan menurut dokter bayi yang masih berada dalam kandungan pun dapat melakukan dialog dengan ibunya. Dialog merupakan kegiatan berbicara, bertukar pikiran, dan gagasan. Dialog adalah percakapan antara 2 orang atau lebih, atau dialog dapat diartikan juga sebagai komunikasi yang mendalam yang mempunyai tingkat dan kualitas yang tinggi yang mencangkup kemampuan untuk mendengarkan dan juga saling berbagi pandangan satu sama lain.

Dalam teks anekdot pun dikenal anekdot monolog dan anekdot dialog. Anekdot monolog merupakan wacana yang disampaikan oleh seorang diri tanpa melibatkan orang lain untuk ikut berpartisipasi secara langsung. Wacana monolog bersifat searah dan termasuk komunikasi tidak interaktif. Jadi si pembicara hanya berbicara sendiri tanpa ada reaksi dari partisipan yang lain. Sedangkan anekdot dialog merupakan wacana yang disampaikan oleh dua orang atau lebih. Jadi komunikasi dalam anekdot dialog bersifat tidak hanya searah saja.

Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya anekdot berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Yang menjadi partisipan atau pelaku di dalamnya pun tidak harus orang penting. Bisa saja yang menjadi partisipan adalah siswa maupun guru yang berada di sebuah sekolah. Teks anekdot berisi peristiwa yang membuat jengkel atau konyol partisipan yang mengalaminya. Perasaan jengkel dan konyol seperti itu merupakan krisis yang ditanggapi dengan reaksi dari pertentangan antara nyaman dan tidak nyaman, puas dan frustrasi, serta tercapai dan gagal.

Anekdot dapat berasal dari kegiatan siswa selama di sekolah. Misalnya saja pada saat berlangsung kegiatan belajar mengajar maupun pada kegiatan lain yang dilaksanakan oleh sekolah. Pada contoh anekdot bertema lingkungan sekolah seperti di bawah ini menceritakan kegiatan pengajian yang dilaksanakan di sebuah sekolah. Anekdot tersebut berupa dialog antara beberapa orang yang ada dalam kegiatan tersebut. Contoh Anekdot dalam bertema lingkungan sekolah dalam bentuk Dialog antara lain seperti di bawah ini.

Alas Kaki Harus Dilepas
Suatu hari, diceritakan disebuah sekolah yang sangat terkenal dengan prestasi dan kebersihan lingkungannya. Pada saat akan diadakan pengajian di Masjid yang ada di sekolah tersebut sekolah mengundang Ustadz muda yang masih seumuran dengan anak-anak di sekolah tersebut. Karena tergesa-gesa masuk tempat wudlu rupanya dia telat datang untuk memberikan ceramah pada acara yang diadakan oleh sekolah tersebut. Penampilanya juga tidak menunjukkan ia seorang ustadz dia hanya mengenakan kemeja batik yang lengannya digulung. Karena terburu-buru ustadz tersebut lupa membuka alas kakinya, dia nyelonong saja masuk, tiba-tiba....

Siswa:(Sambil melotot) Hai, kalau mau masuk buka sendalnya dong!
Ustadz:(Menolek ke arah datangnya suara)  Eeee, maaf saya tidak tahu.(buru-buru melepas sandalnya dan menaruhnya di luar tempat wudlu)
Siswa:Kan di depan ada tulisannya "Alas kaki harap di lepas"
Siswa tersebut kelihatan kesal, kalimatnya ketus. Lalu ia menyemprot bekas kaki ustadz tadi sambil terus ngedumel tidak karuan melampiaskan kekesalannya.

Ustadz sudah memasuki ruang ceramah yang ada di masjid tersebut. Dia berceramah tentang iman dengan bahasa yang enak didengar. Tak lama kemudian Ustadz melihat siswa yang tadi ngedumel di tempat wudlu. Ustadz mengarahkan pandangannya ke arah siswa tersebut sambil tersenyum.
Ustadz:Ibu dan ayah adalah kedua orang tua yang sangat besar jasanya kepada anaknya. Jasa mereka harum sepanjang jalan. Sepatutnya kita menghormati mereka dan bertutur yang baik dan sopan. Apakah kalian sudah melaksanakan hal tersebut? (menatap siswa)
Seluruh siswa:Sudah Pak!
Ustadz:Namun di samping itu seorang anak pun harus memperhatikan sikap terhadap kedua orang tua. Karena jikalau kita berkata menyinggung hati dan melukai ibu dan atau ayah adalah perbuatan durhaka kepadanya. Durhaka kepada orang tua adalah termasuk dosa besar, namun jikalau kita meminta maaf kepada orang tua kita, dosa kita akan dihapuskan.
Siswa tersebut kelihatan salah tingkah karena tidak menyangka kalau orang yang barusan ia damprat di tempat wudlu adalah seorang ustadz yang memberikan ceramah tentang bertutur kata yang baik terhadap kedua orang tua.

Ustadz tersebut terus memberikan ceramah sampai acara selesai. Ketika acara selesai siswa tersebut segera menghampiri ustadz dan meminta maaf atas tindakan yang dilakukan.
Siswa:Saya mau minta maaf atas kejadian tadi, Pak!. Saya tidak mau menjadi anak durhaka. (mengulurkan tangan)
Ustadz:Sama-sama nak, saya juga minta maaf karena terburu-buru lupa melepas alas kaki!
Siswa:Sama-sama Pak, terima kasih.

Kebersihan lingkungan memang harus dijaga, namun dalam menjaga kebersihan lingkungan juga tidak meninggalkan kebiasaan baik untuk bertutur kata yang baik terhadap orang yang lebih tua. Manusia merupakan tempat kesalahan, tidak ada manusia yang sempurna.
Lebih baru Lebih lama