Wa alaikum salam (Arab: وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ), siapa yang tidak kenal dengan kalimat ini, sebuah kalimat yang sangat familiar bagi umat Islam. Wa alaikum salam merupakan jawaban dari salam yang berlaku dalam agama Islam, yaitu assalamu alaikum (Arab: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ). Memberi dan menjawab salam dalam Islam bukan hanya sebuah tradisi, tetapi menjadi suatu perintah yang sangat dianjurkan ketika seorang muslim bertemu dengan muslim lainnya.
Wa alaikum salam adalah versi pendek dari jawaban salam yang lebih panjang, yaitu wa alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh (Arab: وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ). Dalam penerapannya, keduanya sama-sama sering digunakan oleh umat Islam, tergantung pilihan dan kesukaan. Ada yang lebih suka menjawab panjang, namun ada juga yang merasa cukup dengan jawaban salam versi pendek.
Meskipun telah jamak digunakan, namun ternyata masih banyak di antara muslim yang belum mengetahui arti dari wa alaikum salam. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pencarian tentang arti wa alaikum salam di google. Data google menunjukkan bahwa, netizen Indonesia sering mengetikkan kata kunci "wa alaikum salam artinya" dan "tulisan Arab wa alaikum salam" di kolom pencarian google.
Oleh karena itulah, kami merasa perlu untuk memberikan ulasan khusus tentang wa alaikum salam. Materi yang sedang Anda baca saat ini akan membahas seputar arti wa alaikum salam dan tulisan Arabnya. Selain itu, kami juga akan memberikan penjelasan tentang hukum memberi dan menjawab salam dalam Islam. Materi penting lainnya adalah perbedaan antara wa alaikum salam (Arab: وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ) dan wa alaikumussalam (Arab: وَعَلَيْكُمُ السَّلَامُ).
Baca Juga:
Yuk, mari kita simak bersama uraiannya...
Arti Wa Alaikum Salam (وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ)
Wa alaikum salam (Arab: وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ) adalah jawaban salam berbahasa Arab yang memiliki arti "dan keselamatan juga terlimpah untukmu". Wa alaikum salam diucapkan ketika mendapati seseorang mengucapkan assalamu alaikum (Arab: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ). Ucapan yang lebih lengkap dari wa alaikum salam adalah wa alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh (Arab: وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ) yang berarti "atas kalian keselamatan dan rahmat Allah dan keberkahan-Nya".
Assalamu alaikum dan wa alaikum salam merupakan ucapan salam khas milik umat Islam. Keduanya bisa digunakan baik secara lisan maupun tulisan. Ucapan ini bermakna seorang hamba selalu mengingat Allah Swt, permohonan keselamatan dari-Nya, dan membiasakan diri untuk saling mendoakan.
Setelah kami pikir-pikir, mungkin tidak ada salahnya jika kami tambahkan juga dengan huruf latin dan Inggris dari ucapan wa alaikum salam. Kami rasa bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan pembaca seputar jawaban salam ini. Nah, berikut ini adalah tulisan Arab, latin, dan Inggris dari ucapan wa alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh:
Assalamu alaikum dan wa alaikum salam merupakan ucapan salam khas milik umat Islam. Keduanya bisa digunakan baik secara lisan maupun tulisan. Ucapan ini bermakna seorang hamba selalu mengingat Allah Swt, permohonan keselamatan dari-Nya, dan membiasakan diri untuk saling mendoakan.
Pengertian Wa Alaikum Salam (وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ)
Dari paparan di atas, bisa kita ketahui bersama bahwa wa alaikum salam (Arab: وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ) memiliki arti "dan keselamatan juga terlimpah untukmu". Jika diterjemahkan secara kata per kata, maka ucapan wa alaikum salam memiliki bentuk:
- Wa (وَ) artinya "dan"
- 'Ala (علي) artinya "untuk atau atas"
- kum (كم) artinya "kalian"
- Salam (السلام) artinya "keselamatan"
- Wa (وَ) artinya "dan"
- Rahmatullah (رحمةالله) artinya "rahmat Allah"
- Barakatuh (بركاته) artinya "keberkahan-Nya".
Wa Alaikum Salam: Arab, Latin, Inggris
Sebelumnya, telah kita selipkan tulisan Arab dari wa alaikum salam. Tetapi, mungkin bentuk dan ukuran tulisannya kecil sehingga kurang jelas untuk dibaca. Hal ini disebabkan oleh pengaturan blogger yang secara otomatis membatasi bentuk dan ukuran kata. Olehnya itu, kami melakukan sedikit modifikasi manual agar tulisan Arab dari wa alaikum salam bisa terbaca dengan jelas.Setelah kami pikir-pikir, mungkin tidak ada salahnya jika kami tambahkan juga dengan huruf latin dan Inggris dari ucapan wa alaikum salam. Kami rasa bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan pembaca seputar jawaban salam ini. Nah, berikut ini adalah tulisan Arab, latin, dan Inggris dari ucapan wa alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh:
Tulisan Arab
وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Tulisan Latin
Wa alaikum Salam Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh
Bahasa Inggris
And may the peace, mercy, and blessings of Allah be upon you
Artinya
Dan keselamatan atas kalian dan rahmat Allah dan keberkahan-Nya
Hukum Mengucapkan dan Menjawab Salam
Menurut pendapat Hasan Basri, mengucapkan salam sifatnya adalah sukarela, sedangkan membalasnya adalah kewajiban. Beliau menekankan mengenai kewajiban menjawab salam yang didasarkan kepada ayat-ayat Al-Qur'an dan juga hadis-hadis Rasulullah Saw.
Bila seseorang diucapkan salam padanya, hendaknya ia menjawab salam tersebut. Karena hal tersebut adalah kewajiban baginya, sebagaimana hadis mengenai hak setiap muslim:
Bila seseorang diucapkan salam padanya, hendaknya ia menjawab salam tersebut. Karena hal tersebut adalah kewajiban baginya, sebagaimana hadis mengenai hak setiap muslim:
Dari Abu Hurairah ia berkata, "Aku telah mendengar Rasulullah bersabda 'Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima, mengucapkan salam, menjenguk orang yang sakit, mengiringi jenazah, dan mendoakan yang bersin.'" (HR Bukhari)
Hadis yang lain yang menyebutkan secara jelas mengenai kewajiban ini sehingga hukumnya menjadi wajib. Selain itu, Allah Swt dalam QS. An-Nisa ayat 86 berfirman mengenai hukum menjawab salam, walaupun tidak secara eksplisit namun secara implisit menunjukkan kewajiban menjawab hukum salam tersebut.
Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuati. (QS. An-Nisa: 86)
Syeikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di menafsirkan dengan menyatakan bahwa ayat yang mulia ini memberikan hikmah di anjurkannya mengucapkan salam terlebih dahulu, hal ini dapat dirinci menjadi dua macam:
- Allah memerintahkan untuk menjawab salam tersebut dengan jawaban yang lebih baik atau yang sepadan, hal ini karena salam adalah sesuatu yang dituntut syara'
- Setiap hal yang bermanfaat berupa amalan-amalan yang bermakna memuliakan, sebagaimana "ahsan" dalam ayat tersebut bermakna kita membalasnya dengan yang lebih baik dari amalan yang bermakna memuliakan tersebut
Sejatinya inilah salah satu kemulian Islam, hendaknya membalas suatu perbuatan baik walaupun hanya berupa salam, dengan balasan yang lebih baik, atau minimal sepadan. Hukum yang dapat kita ambil dari ayat ini adalah bahwa menjawab salam adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim, dan balasan dari salam yang diucapkan tersebut hendaknya lebih baik dari ucapan salam yang dia terima.
Lantas, bagaimana hukum menjawab salam pada saat berkumpulnya kaum muslimin? Para ulama berpendapat hukumnya adalah fardhu kifayah. Artinya ketika ada seseorang yang mengucapkan salam kepada beberapa orang maka mereka memiliki kewajiban untuk menjawabnya, jika salah satu dari mereka telah menjawab salam tersebut maka gugurlah kewajiban itu.
Hukum Salam Kepada Non Muslim (Kafir)
Sudah diketahui secara umum oleh kaum muslimin bahwa hukum mengucapkan salam kepada non muslim (kafir) adalah terlarang. Jika ada orang kafir yang mengucapkan salam kepada orang muslim, maka jawaban orang muslim maksimal adalah mengucapkan "wa alaikum (bagi kamu juga)". Salam adalah salah satu dari asmaul husna, sehingga kemuliaan salam hanya diberikan kepada sesama muslim.
Pada saat Rasulullah Saw mendakwahi Heraklius, beliau pun tidak memulai suratnya dengan salam Islam, tetapi beliau memulai suratnya dengan ucapan "assalamu 'ala man ittaba'a al-huda (salam bagi orang yang mau mengikut petunjuk)".
Hukum Salam Kepada Muslim Pelaku Bid'ah/Maksiat
Pada kasus tertentu, Rasulullah Saw melarang kaum muslimin memberi salam kepada orang muslim tertentu yang harus dihukum seperti kisah tiga sahabat yang dihukum karena tidak ikut perang Tabuk. Kaum muslimin dilarang memberi salam kepada mereka, menjawa salam mereka, bahkan sekedar berbicara kepada mereka. Berangkat dari kasus ini kemudian pembahasan berkembang menyentuh persoalan memberi salam kepada orang yang berbuat bid'ah atau berbuat maksiat.
Terkait dengan pelaku bid'ah, prinsip muqotho'ah (pemutusan hubungan) sampai taraf tidak memberi salam kepada mereka sudah dikenal di kalangan para ulama. Adapun terhadap pelaku maksiat, dalam kasus-kasus tertentu maka hal tersebut perlu dirinci. Terkait mukhonnats, yang lebih tepat adalah memahami bahwa salam kepada mereka tetap disyariatkan selama masih ada harapan mereka bertaubat dan meninggalkan maksiat tersebut. Adapun jika diketahui bahwa mereka tidak akan berubah kecuali diberi sanksi sosial dengan cara tidak diberi ucapan salam, maka perbuatan tersebut adalah bagian dari ta'dib yang disyariatkan.
Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menulis:
Terkait dengan pelaku bid'ah, prinsip muqotho'ah (pemutusan hubungan) sampai taraf tidak memberi salam kepada mereka sudah dikenal di kalangan para ulama. Adapun terhadap pelaku maksiat, dalam kasus-kasus tertentu maka hal tersebut perlu dirinci. Terkait mukhonnats, yang lebih tepat adalah memahami bahwa salam kepada mereka tetap disyariatkan selama masih ada harapan mereka bertaubat dan meninggalkan maksiat tersebut. Adapun jika diketahui bahwa mereka tidak akan berubah kecuali diberi sanksi sosial dengan cara tidak diberi ucapan salam, maka perbuatan tersebut adalah bagian dari ta'dib yang disyariatkan.
Keutamaan Mengucapkan dan Menjawab Salam
Mengucapkan salam, begitu juga menjawabnya, termasuk hal-hal yang dapat membahagiakan hati sesama muslim. Ayat-ayat Al-Qur'an dan beberapa hadits Nabi banyak membicarakan keutamaan mengucapkan dan menjawab salam, tanpa ada keraguan lagi.Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menulis:
Apabila seorang muslim mengucapkan salam kepadamu, maka balaslah itu dengan yang lebih baik darinya atau balaslah salam itu dengan yang serupa. Adapun penambahan jawaban salam adalah disunahkan, sedangkan jawaban yang serupa adalah wajib.Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar bin Ash r.a, bahwa ada seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah Saw:
Bagaimana Islam yang baik itu? Rasulullah menjawab, "Apabila kamu mau memberi makan seseorang, dan mau mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal. (HR. Bukhari).Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitabnya Muwaththa' bahwa Thufail bin Ubay bin Ka'ab bercerita kepadanya:
"Sesungguhnya aku pernah datang ke Abdullah bin Umar. Pagi-pagi sekali, aku pergi bersamanya ke pasar. Kami tidak melewati para penjual baju bekas atau orang miskin atau siapa saja yang kami jumpai selain Abdullah bin Umar mengucapkan salam pada mereka". Abu Thufait berkata, "Pada suatu hari aku datangi Abdullah bin Umar, kemudian ia meminta aku ikut ke pasar. Aku bertanya kepadanya, "Apa yang kau lakukan di pasar? Engkau tak pernah mampir pada penjual. Tak pernah bertanya tentang harga barang. Juga tidak menawar atau duduk-duduk di persinggahan pasar?" Marilah duduk di sini untuk berbincang-bincang. Ia menjelaskan, "Aku pergi ke pasar hanya untuk mengucapkan salam pada orang yang aku jumpai."Bersalaman juga termasuk hal-hal yang dapat membahagiakan sesama muslim, malah lebih utama dibandingkan dengan salam saja. al-Hasan berkata bahwa bersalaman itu menambah rasa cinta.
Cara Menjawab Salam Yang Baik
Bagaimana cara menjawab salam yang baik? Jawaban salam yang baik adalah ucapan yang sama atau ucapan yang lebih baik dari salam sebelumnya. Misalnya, seseorang mengucapkan "Assalamu'alaikum", maka kita jawab dengan "Wa alaikum salam". Jika ia mengucapkan "Assalamu'alaikum wa rahmatullahi" maka kita jawab lagi dengan ucapan "wa 'alaikumsalam wa rahmatullahi" atau yang lebih baik lagi yaitu "wa'alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh".
Kalau dia mengucapkan salam dengan sempurna maka kita jawab lagi dengan mengucapkan salam seperti itu. Kemudian apakah ada tambahan lagi selain balasan itu? Akan lebih selamat jika kita mencukupkan diri sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah, bukankah makna salam secara lengkap mencakup segala hal yang berkaitan dengan kebaikan kita? Maka tidak ada contoh selain contoh terbaik dari Rasulullah Saw.
Untuk menjawab permasalahan ini, kami melakukan penelusuran di google dan mencari referensi yang berkaitan. Di salah satu media, kami membaca penjelasan dari Kiai Subhan Makmun, Rais Syuriyah PBNU. Menurut beliau, menjawab salam harus dengan kalimat "wa'alaikumussalam", bukan "wa'alaikum salam".
Alasannya adalah orang yang mengucapkan salam kepada kita dengan "assalamu'alaikum" dimana kata salam-nya (di dalam bahasa Arab) menggunalan "al" ma'rifat. Sehingga, kita juga harus menggunakan "al" ma'rifat biar balasannya sepadan. Jadi, menurut beliau yang benar adalah "wa'alaikumussalam" karena mengandung "al" ma'rifat.
Masih menurut Kiai Subhan, suatu ketika beliau kedatangan seorang tamu dari Pekalongan yang bernama Habib Abdullah bin Salim. Sebelum tamu tersebut datang, Kiai Subhan terlebih dahulu berpesan kepada para santrinya untuk menjawab salam dengan "wa'alaikumussalam". Para santri mematuhi perintah tersebut.
Rupanya, ada beberapa santri yang tidak mendengar peringatan Kiai Subhan. Ketika Habib Abdullah datang, beberapa santri ini duduk di barisan tersebut. Terjadilah apa yang tidak diinginkan. Beberapa santri tersebut menjawab salam dengan "wa'alaikum salam". Seketika itu Habib Abdullah bin Salim menegur santri tersebut
Demikianlah penjelasan tentang Wa Alaikum Salam. Bagikan materi ini agar orang lain juga bisa membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat.
Referensi:
Perbedaan Wa Alaikumsalam dan Wa Alaikumussalam
Meskipun telah jelas bahwa menjawab salam adalah wajib, tetapi terdapat dua versi mengenai jawaban salam tersebut. Ada yang menjawab dengan "Wa'alaikumsalam" dan ada juga yang menjawab dengan "Wa'alaikumussalam". Apa perbedaan di antara keduanya? Dan mana yang paling benar?Untuk menjawab permasalahan ini, kami melakukan penelusuran di google dan mencari referensi yang berkaitan. Di salah satu media, kami membaca penjelasan dari Kiai Subhan Makmun, Rais Syuriyah PBNU. Menurut beliau, menjawab salam harus dengan kalimat "wa'alaikumussalam", bukan "wa'alaikum salam".
Alasannya adalah orang yang mengucapkan salam kepada kita dengan "assalamu'alaikum" dimana kata salam-nya (di dalam bahasa Arab) menggunalan "al" ma'rifat. Sehingga, kita juga harus menggunakan "al" ma'rifat biar balasannya sepadan. Jadi, menurut beliau yang benar adalah "wa'alaikumussalam" karena mengandung "al" ma'rifat.
Masih menurut Kiai Subhan, suatu ketika beliau kedatangan seorang tamu dari Pekalongan yang bernama Habib Abdullah bin Salim. Sebelum tamu tersebut datang, Kiai Subhan terlebih dahulu berpesan kepada para santrinya untuk menjawab salam dengan "wa'alaikumussalam". Para santri mematuhi perintah tersebut.
Rupanya, ada beberapa santri yang tidak mendengar peringatan Kiai Subhan. Ketika Habib Abdullah datang, beberapa santri ini duduk di barisan tersebut. Terjadilah apa yang tidak diinginkan. Beberapa santri tersebut menjawab salam dengan "wa'alaikum salam". Seketika itu Habib Abdullah bin Salim menegur santri tersebut
Demikianlah penjelasan tentang Wa Alaikum Salam. Bagikan materi ini agar orang lain juga bisa membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat.
Referensi:
- As Sayyid, Majdi. 1997. Membahagiakan Sesama Muslim. Gema Insani Press: Jakarta.
- Misno, Abdurrahman. 2017. The Secrets of Salam: Rahasia Ucapan Salam dalam Islam. PT Elex Media Komputindo: Jakarta.