Bidang kesehatan dan farmasi adalah salah satu incaran favorit dari para pencari kerja di Indonesia. Kian membaiknya kesadaran masyarakat pada kesehatan dan meningkatnya tuntutan atas layanan kesehatan menjadikan bidang yang satu ini pun kian menjanjikan. Salah satu profesi di bidang kesehatan selain dokter adalah apoteker. Mau tahu berapa besarnya gaji apoteker per bulan?
Apoteker adalah profesi di sektor obat-obatan yang memerlukan kecermatan tinggi sebab terkait kesehatan manusia yang tak bisa dinilai dengan uang. Oleh karena itu, gaji apoteker per bulan pun cukup besar bisa mencapai Rp.116 juta. Malah dalam sebuah pemeringkatan di sebuah situs besar Indonesia pun menempatkan profesi ini di urutan sembilan dari 10 pekerjaan dengan gaji tertinggi di Indonesia.
Di Undang-Undang nomor. 36 tahun 2009 mengenai Kesehatan, di Pasal 108 ayat 1 dijelaskan jika Praktik kefarmasiaan yaitu terdiri dari pembuatan dan juga pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, penyediaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat sekaligus pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional wajib dikerjakan oleh tenaga kesehatan dengan keahlian dan kewenangan menurut aturan peraturan perundang-undangan. Maka bila mengacu ke undang-undang tersebut, seorang apoteker selaku tenaga professional di bidang kefarmasian berhak memberikan pelayanan informasi obat ke pasien di tempat prakteknya. Pelayan informasi obat yang dimaksud sama sebagaimana praktek konsultasi profesi dokter, pastinya dengan detil informasi tentang obat yang lebih lengkap ke pasien.
Cuma saja kondisi ini belum begitu terbiasa bagi masyarakat dan malah apoteker itu sendiri. Padahal, bila hal itu dilaksanakan maka akan berdampak positif bagi pekerjaan sebagai seorang apoteker. Misalnya fungsi apoteker akan lebih signifikan yang mana pasien akan mendapatkan informasi obat langsung dari ahli professional. Kemudian pekerjaan sebagai apoteker akan kian terkenal di masyarakat, malah masyarakat pun akan merasa kurang lengkap apabila ketika berobat belum bertemu dan berkonsultasi lalu memperoleh penjelasan mendetil mengenai obat yang hendak digunakan dari apoteker.
Keuntungan lain yaitu penghasilan yang akan diterima apoteker. Misalnya saja seorang apoteker yang membuka pelayan konsultasi obat di apotek. Misalnya digunakan perkiraan tarif konsultasi obat yaitu Rp.50.000 untuk setiap pasien, dimana tiap hari pasien yang ditangani rata-rata 20 orang, sehingga jumlah penghasilan dari layanan konsultasi setiap harinya yaitu 20 x Rp 50.000 = Rp.1000.000. Apabila apoteker membuka praktek konsultasi hanya 5 hari kerja, dengan begitu per minggu penghasilan yang diperoleh sebesar Rp.5 juta atau dalam satu bulan akan mendapatkan penghasilan sebesar Rp 20 juta.
Selain bekerja di apotek milik orang lain, seorang apoteker pun bisa membuka apotek sendiri dan berpraktek di situ. Untuk mendirikan sebuah apotek, apoteker sudah langsung bisa melakukannya sebab ijin otomatis dikantongi begitu mengucap sumpah sebagai seorang apoteker saat diwisuda. Lulusan apoteker pun bisa menjadi seorang peneliti farmasi, tak cuma di bidang pendidikan saja. Penelitian yang dapat dikerjakan contohnya penelitian potensi tanaman obat yang keberadaannya melimpah di tanah air. Dapat pula berkarir di badan penelitian pemerintah contohnya LIPI atau BPPT atau yang sejenisnya. Gaji yang akan diperoleh besar kecilnya biasanya ditentukan oleh dari cakupan proyek penelitian yang dikerjakan dan juga dana yang diperoleh.
Apoteker adalah profesi di sektor obat-obatan yang memerlukan kecermatan tinggi sebab terkait kesehatan manusia yang tak bisa dinilai dengan uang. Oleh karena itu, gaji apoteker per bulan pun cukup besar bisa mencapai Rp.116 juta. Malah dalam sebuah pemeringkatan di sebuah situs besar Indonesia pun menempatkan profesi ini di urutan sembilan dari 10 pekerjaan dengan gaji tertinggi di Indonesia.
Di Undang-Undang nomor. 36 tahun 2009 mengenai Kesehatan, di Pasal 108 ayat 1 dijelaskan jika Praktik kefarmasiaan yaitu terdiri dari pembuatan dan juga pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, penyediaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat sekaligus pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional wajib dikerjakan oleh tenaga kesehatan dengan keahlian dan kewenangan menurut aturan peraturan perundang-undangan. Maka bila mengacu ke undang-undang tersebut, seorang apoteker selaku tenaga professional di bidang kefarmasian berhak memberikan pelayanan informasi obat ke pasien di tempat prakteknya. Pelayan informasi obat yang dimaksud sama sebagaimana praktek konsultasi profesi dokter, pastinya dengan detil informasi tentang obat yang lebih lengkap ke pasien.
Cuma saja kondisi ini belum begitu terbiasa bagi masyarakat dan malah apoteker itu sendiri. Padahal, bila hal itu dilaksanakan maka akan berdampak positif bagi pekerjaan sebagai seorang apoteker. Misalnya fungsi apoteker akan lebih signifikan yang mana pasien akan mendapatkan informasi obat langsung dari ahli professional. Kemudian pekerjaan sebagai apoteker akan kian terkenal di masyarakat, malah masyarakat pun akan merasa kurang lengkap apabila ketika berobat belum bertemu dan berkonsultasi lalu memperoleh penjelasan mendetil mengenai obat yang hendak digunakan dari apoteker.
Keuntungan lain yaitu penghasilan yang akan diterima apoteker. Misalnya saja seorang apoteker yang membuka pelayan konsultasi obat di apotek. Misalnya digunakan perkiraan tarif konsultasi obat yaitu Rp.50.000 untuk setiap pasien, dimana tiap hari pasien yang ditangani rata-rata 20 orang, sehingga jumlah penghasilan dari layanan konsultasi setiap harinya yaitu 20 x Rp 50.000 = Rp.1000.000. Apabila apoteker membuka praktek konsultasi hanya 5 hari kerja, dengan begitu per minggu penghasilan yang diperoleh sebesar Rp.5 juta atau dalam satu bulan akan mendapatkan penghasilan sebesar Rp 20 juta.
Selain bekerja di apotek milik orang lain, seorang apoteker pun bisa membuka apotek sendiri dan berpraktek di situ. Untuk mendirikan sebuah apotek, apoteker sudah langsung bisa melakukannya sebab ijin otomatis dikantongi begitu mengucap sumpah sebagai seorang apoteker saat diwisuda. Lulusan apoteker pun bisa menjadi seorang peneliti farmasi, tak cuma di bidang pendidikan saja. Penelitian yang dapat dikerjakan contohnya penelitian potensi tanaman obat yang keberadaannya melimpah di tanah air. Dapat pula berkarir di badan penelitian pemerintah contohnya LIPI atau BPPT atau yang sejenisnya. Gaji yang akan diperoleh besar kecilnya biasanya ditentukan oleh dari cakupan proyek penelitian yang dikerjakan dan juga dana yang diperoleh.